Selamat Datang Pengunjung Setia!
Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources

Kamis, 24 November 2011

Karanganyar dan Korea Energy Bangun Pabrik Pengolah Sampah

Sampah memang sering mendapatkan pandangan buruk bagi kebanyakan orang. Sampah selalu diartikan sesuatu yang kotor, bau, dan sarang penyakit. Pandangan itu juga yang menyebabkan orang mudah untuk mengkambing-hitamkan sampah sebagai penyebab berbagai masalah, mulai dari penyebab wabah penyakit sampai penyebab banjir Jakarta. Selain itu, sampah juga dijadikan istilah-istilah berkonotasi buruk, misalnya sampah masyarakat dan tulisan sampah. Sejalan dengan pandangannya, perlakuan orang terhadap sampah pun buruk. Orang dengan mudah melupakan tanggungjawabnya atas sampah-sampah yang dihasilkannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudah menyaksikan sampah-sampah yang tidak berada pada tempatnya. Saya sendiri setiap pagi menyaksikan beberapa pengguna motor yang berangkat kerja sambil membuang kantong plastik ke tepi jalan. Plastik itu saya kira berisi sampah dari rumahnya, karena tak mungkin kalau isinya barang berharga. Namun saya masih menyimpan rasa hormat saya pada sebagian orang yang peduli sampah, mulai dari tukang sampah sampai pada pendaur ulang sampah. Beberapa tahun terakhir ini, saya juga kerap mendengar wirausahawan baru yang secara kreatif menjadikan sampah sebagai komoditas.
Kabar baik mengenai kepedulian sampah pun datang dari Karanganyar, Jawa Tengah. Pemerintah setempat telah menyiapkan lahan seluas 3,8 hektar di Kecamatan Jumantono untuk mendirikan industri pendaur-ulangan sampah. Industri pendaur-ulangan sampah itu merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan Korea Energy, sebuah perusahaan asal Korea Selatan. Di Indonesia, Korea Energy mempunyai anak perusahaan bernama PT. Eko Green Indonesia yang sudah melakukan survei di beberapa kota. Sebelum memutuskan lokasi pembangunan industri pendaur-ulangan sampah di Karanganyar, PT. Eko Green Indonesia telah melakukan survei di Batam, Palembang, Semarang, dan Surabaya.
Untuk mempersiapkan pembangunan industri pendaur-ulangan sampah di Karanganyar ini, Korea Energy telah menyiapkan dana sebesar 10 Juta USD. Awal tahun 2012, industri pendaur-ulangan sampah di Karanganyar akan dimulai pembangunannya. Itu merupakan industri pendaur-ulangan sampah pertama di Indonesia. Industri pendaur-ulangan sampah ini kelak bisa mengolah 300 ton sampah setiap harinya. Karena kemampuan pendaur-ulangan yang luar biasa itu, Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih mengundang tujuh kota kabupaten di sekitar Karanganyar untuk “membuang” sampah ke Karanganyar.
Industri pendaur-ulangan sampah di Karanganyar itu menggunakan teknologi canggih yang bisa mengolah sampah organik dan juga sampah anorganik. Sampah anorganik akan didaur-ulang menjadi refuse paper and plastic fuel (RPF) dan refuse derived fuel (RDF). Kedua hasil ini merupakan bahan bakar solid, yang membedakan adalah RPF merupakan berbahan baku plastik dan kertas, sedangkan RDF berbahan baku sampah dapur. Keduanya berbentuk seperti briket batubara, namun kalorinya lebih tinggi dan buangan karbon dioksida-nya lebih kecil. Selanjutnya, hasil pendaur-ulangan sampah itu digunakan sebagai sabun, pupuk, dan juga bisa untuk memanaskan boiler pada pembangkit listrik.
Kalau orang Korea peduli pada sampah kita, apakah kita cuma bisa mengkambing-hitamkannya?

By Catatan Anak ICT with No comments

0 komentar:

Posting Komentar